Mengembara pada Kuda Teknologi Hindustan (Kualitas Dunia ??)

lama tak menulis. Lama seklai bahkan, khusu nya di ruangan ini. Kini setelah libur semester, rasanya terpikirkan kembali menulis, ya minimal untuk mengendalikan kembali energi, he he …

Sengaja kutulis judul itu, berkenaan dengan perjumpaanku dengan motor made in Hindustan, TVS Apache
Entah bagus entah tidak hasil teknologi nya, dan jika toh ada bahan bacaan dari sana sini, rasanya tetap belum menutup rasa ingin tahu, atau bahkan menjawab rasa penasaran.

Pertengahan Juli 2014 pun Apache xventure diantar ke rumah
hm penasaran ingin menjajal

Kategori:Hm TVS Ya

ASAL USUL NAMA SUMATERA

NAMA ASLI pulau Sumatera, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah “Pulau Emas”. Istilah pulau ameh kita jumpai dalam cerita Cindur Mata dari Minangkabau. Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau mereka yang besar itu. Pendeta I-tsing (634-713) dari Cina, yang bertahun-tahun menetap di Sriwijaya (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut pulau Sumatera dengan nama chin-chou yang berarti “negeri emas”.

Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah Buddha yang termasuk paling tua, Kitab Jataka, menceritakan pelaut-pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa.

Para musafir Arab menyebut pulau Sumatera dengan nama Serendib (tepatnya: Suwarandib), transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Cuma entah kenapa, ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan Srilanka, yang tidak pernah disebut Suwarnadwipa!

Di kalangan bangsa Yunani purba, Pulau Sumatera sudah dikenal dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Klaudios Ptolemaios, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah Asia Tenggara dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudkan adalah Barus di pantai barat Sumatera, yang terkenal sejak zaman purba sebagai penghasil kapur barus.

Naskah Yunani tahun 70, Periplous tes Erythras Thalasses, mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi tanah air kita, terutama Sumatera. Di samping mencari emas, mereka mencari kemenyan (Styrax sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica) yang saat itu hanya ada di Sumatera. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditi mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana tercantum pada naskah Historia Naturalis karya Plini abad pertama Masehi.

Dalam kitab umat Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9, diterangkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. raja Israil menerima 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan beliau. Emas itu didapatkan dari negeri Ophir. Kitab Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s. berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardha l-lati barak-Na fiha).

Di manakah gerangan letak negeri Ophir yang diberkati Allah itu? Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir itu terletak di Sumatera! Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menulis Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatera dengan anggapan bahwa di sanalah letak negeri Ophir-nya Nabi Sulaiman a.s.

Lalu dari manakah gerangan nama “Sumatera” yang kini umum digunakan baik secara nasional maupun oleh dunia internasional? Ternyata nama Sumatera berasal dari nama Samudera, kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan ke-14. Para musafir Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Sama halnya dengan pulau Kalimantan yang pernah disebut Borneo, dari nama Brunai, daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa. Demikian pula pulau Lombok tadinya bernama Selaparang, sedangkan Lombok adalah nama daerah di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi pelaut Portugis. Memang orang Eropa seenaknya saja mengubah-ubah nama tempat. Hampir saja negara kita bernama “Hindia Timur” (East Indies), tetapi untunglah ada George Samuel Windsor Earl dan James Richardson Logan yang menciptakan istilah Indonesia, sehingga kita-kita ini tidak menjadi orang “Indian”! (Lihat artikel penulis, “Asal-Usul Nama Indonesia”, Harian Pikiran Rakyat, Bandung, tanggal 16 Agustus 2004, yang telah dijadikan salah satu referensi dalam Wikipedia artikel “Indonesia”).

Peralihan Samudera (nama kerajaan) menjadi Sumatera (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. Odorico da Pardenone dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.

Pada tahun 1490 Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudera Hindia dan di sana tertulis pulau Samatrah. Peta Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun 1498 dan muncullah nama Camatarra. Peta buatan Amerigo Vespucci tahun 1501 mencantumkan nama Samatara, sedangkan peta Masser tahun 1506 memunculkan nama Samatra. Ruy d’Araujo tahun 1510 menyebut pulau itu Camatra, dan Alfonso Albuquerque tahun 1512 menuliskannya Camatora. Antonio Pigafetta tahun 1521 memakai nama yang agak ‘benar’: Somatra. Tetapi sangat banyak catatan musafir lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: Samoterra, Samotra, Sumotra, bahkan Zamatra dan Zamatora.

Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak Jan Huygen van Linschoten dan Sir Francis Drake abad ke-16, selalu konsisten dalam penulisan Sumatra. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan dengan lidah kita: Sumatera.***

Sumber utama:
Nicholaas Johannes Krom, “De Naam Sumatra”, Bijdragen tot de Taal-, Land-, en Volkenkunde, deel 100, 1941.
William Marsden, The History of Sumatra, Oxford University Press, Kuala Lumpur, cetak ulang 1975.
http://www.wacananusantara.org/99/339/asal-usul-nama-sumatra

Kategori:Sejarah Tag:

Pasca Sertifikasi, Profesional kah ?

Sudah 3 tahun ini, sejak 2007, semua guru di Indonesia, pada level manapun disibukan dengan sebuah keharusan “sertifikasi”.  Semua berbondong-bondong mengikuti kegiatan tersebut, demi memenuhi sebuah label yang akan disematkan “Guru profesional”. Sungguh sebuah tujuan mulia, sebab itu artinya jabatan profesi guru, dituntut untuk memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan untuk menjalankan profesinya.

Dengan label profesional ini, semua guru akan dibekali dan memiliki kesadaran profesional, layaknya profesi dokter, pengacara, akuntan atau jabatan profrsi lainnya.

tapi benarkah semua tujuuan tersebut akan dengan mudah berubah sesuai harapan Senayan ? sungguh sulit untuk menjawabnya

to be continued ….

Kategori:pendidikan

Banjir ROB, apakah itu ?

Banjir melanda jakarta lagi, cuma kali ini banjir tidak datang dari hujan di pegunungan, melainkan datang dari arah pantai. rasanya aneh ditelinga, sebab air yang datang dari arah pantai umumnya hanya dikenal AIR PASANG.

Air pasang memang biasa, atau bahsa lain FAMILIER untuk orang yang tinggal di pesisir pantai, seperti daerah Tanjung Priok, Cilincing dan sekitarnya. Tetapi air pasang ketika bulan purnama tgl  23 November 2007 itu sangat luar biasa. Kawasan kali baru, cilincing,  direndam air yang datang dari arah laut.

Bulan purnama tgl 14 setiap bulan pun telah berlalu, tetapi Banjir yang datang dari arah laut tetap tidak terbendung, bahkan sampai dengan minggu kedua bulan Desember. Ada apakah ini gerangan ? Benarkah ini hanya banjir karena Pasang ? Padahal air laut pasang rutinnya selalu terjadi di awal /ahir bulan dan pertengahan bulan.

Kategori:Jakartaku

test

14/04/2009 2 komentar

test pembelajaran wordpress

Kategori:Pernak Pernik Tag:

Kopi Purnama, Bandung

kalau kopi ala Warkop ini enak SEKALI & harganya lumayan ‘nendang’ kalo buat mahasiswa, mak….

Per cangkir Rp 7000 aja. Setuju, rada mahal kan ??. Untungnya, rasa bikin harga layak. Pahitnya gak bikin kesel. Ditambah rotinya juga oke tuh, cocok sama kopi. Bisa pilih rasa roti bakarnya, mau srikaya+mentega, strawberry dll. Wiw…cantiklah.

Yang cantik-cantik emang harus … maknyos! Untuk setangkup roti itu saya keluarin uang Rp 9000. Tersedia banyak pilihan menu. Hati-hati juga buat yang muslim, beberapa menunya ada yang non-halal. Jadi …. nyobain roti-roti berselai standar. ownernya, pa Hendi, dan belum tahu kenapa diberii nama Purnama.

Brand Warkop ini sudah ngetop sejak 1932. Bukanya jam 7 pagi & tutup jam 5 sore. Buka tiap hari sedangkan khusus untuk hari minggu buka sampai jam 2 siang aja. Datanglah di pagi hari karena suasananya bakal lebih dramatis. Banyak opa-opa tempo dulu yang nongkrong di Warkop Purnama. Nampak udah kayak basecamp buat mereka. Kalau yang tertarik sejarah lisan kota Bandung, ajak ngobrol aja sekalian opa-opa itu. Dijual uga kueh lain, misalnya putu pisang, lupis, lepet sambel oncom, kue pisang, dan kembang tahu.

Didepan Warkop Purnama, ada juga Gerobak Mie Kocok, yang rasanya cukup jempolan. Ntar dimakannya di warkop Purnama, bayarnya juga sama. Kompaklah ya. Beda dengan Purnama yang sudah bisa dinikmati sejak jam 7 pagi, Mie Kocok yang ini baru siap melayani pada pukul 9 pagi.

Dateng ke jalan Alkateri no 22 Bandung deket Wedang Ronde.

Sebelah toko gorden.

salam kuliner

sumber http://www.facebook.com/profile.php?id=1060482487&v=feed&story_fbid=58408444285#/note.php?note_id=72438210086&ref=nf

Kategori:Pernak Pernik

Attention

22/03/2009 2 komentar

Assalamu’alaikum Wr Wb
Terima kasih atas kunjungan dan perhatian nya pada tempat dan tulisan-tulisan yang saya buat, baik yang meninggalkan alamat atau komentar ataupun tidak.

Apapun bentuknya itu, saya berterima kasih.

Dalam kesempatan ini, saya hanya berharap,(artinya kalau toh tidak dipenuhi harapan saya, tak menjadi soal. Saya berharap), kepada siapa saja yang memanfaatkan tulisan saya, khususnya yang copy paste, dan hendak dipergunakan di media yang sama (internet), mohon kiranya, cukup dengan memberi tahu akan penggunaannya di alamat ini.

Harapannya cuma satu saja kok, apa yang saya tuliskan ini bermanfaat untuk pengguna Vespa. Sementara sebagian besar materi yang saya tulis, semata berdasar pengalaman otodidak penulis.

Ada sejuta kesulitan dalam menulisnya. sebab prinsipnya saya bukanlah montir, he he . . .

Haturnuhun alias terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Kategori:Curhat, Vespa

Membuat Kopi Enak 1

05/02/2009 2 komentar

Ada banyak cara untuk membuat kopi enak, dan banyak hal jika ingin membuat sajian kopi enak untuk dinikmati.

Enaknya sebuah sajian kopi sedikit banyak ditentukan oleh (1) asal uasal kopi, jenis kopi dan pengolahan kopi dari sejak di pohonnya hingga menjadi sebuah minuman di dalam cangkir. (2) cara mengolah kopi setelah kopi itu diambil dari pohonnya, (3) bagaimana menyajikan kopi supaya enak, dengan tanpa melihat proses alur produksi kopi, alias kopi yang dibeli sudah jadi (digiling) dari pasar bebas.

Pada tulisan kali ini saya hanya membahas yang nomor tiga itu. sementara untuk nomor yang lainnya, mungkin lain waktu, akan dituliskan kembali.  Ini saya lakukan dengan pertimbangan, umumnya penikmat kopi di perkotaan adalah penikmat kopi semata, yang membeli kopi di pasaran, tanpa melihat asal usul sebuah biji kopi. Orang diperkotaan intinya, “dia beli kopi, lalu diseduh dalam gelas atau cangkir dan diseruput”

Tulisan ini berdasarkan pengalaman semata, jadi jika disana sini, mungkin akan tidak sesuai dengan kaidah ilmu per-kopi-an, mohon dimaafkan untuk para pembaca.

Untuk mendapatkan kopi yang enak, apapun merek nya, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :

1. sediakan kopi bubuk, dan juga sediakan gula pasir atau gula batu.

2. rebus air hingga mendidih secukupnya

3. sediakan gelas atau cangkir dan penutupnya

4. sediakan sendok atau alat aduk kopi.

Air yang hendak kita pergunakan untuk menyeduh kopi mesti matang betul (mendidih), dan jangan pergunakan air jika kondisinya baru mendidih. biarkan mendidih sekitar 10 detik, baru dipergunakan untuk menyeduh.

Cangkir atau gelas yang hendak kita pakai, mesti dihangatkan dulu. jangan dalam posisi dingin, lalu dipakai untuk menyeduh kopi. Jadi proses nya adalah, ketika air baru saja matang (mendidih), ciduklah air panas tersebut, dan gunakan untuk memanaskan cangkir atau gelas. Setelah dipanaskan, tumpahkan kembali airnya ke dalam panci pemanas air.

langkah selanjutnya adalah tuang kopi kedalam cangkir, masukan gula jika mau, dan seduh kopi di dalam cangkir. Ketika air mengucur dari gayung kedalam cangkir atau gelas, kopi langsung diaduk-aduk hingga gula mencair semua.

Begitu proses mengaduk dengan sendok atau alat pengaduk sudah selesai, maka pada saat yang sama kucuran air dari gayung juga selesai.  Dan, jangan menunggu lama, langsung tutup itu gelas atau cangkir kopi.

Jangan biarkan uap air kopi tersebut keluar gelas. Tutup rapat dan biarkan beberapa waktu.

Jika kita anggap sudah cukup aman untuk bibir, sudah aman dari uap air kopi yang berlebihan keluar, barulah kita buka tutup cangkir. Dan, kita seruputlah itu kopi.

Kalau tidak percaya, sekali kali bandingkan dengan seduhan kopi yang tanpa ditutup rapat cangkirnya. Aroma khas kopinya pasti sudah lenyap menguap.

Salam nikmati kopi.

Kategori:Pernak Pernik Tag:

Bangsa yang Mudah Lupa & Tidak Belajar dari Sejarah

Januari 2008 adalah bulan pembelajaran yang bagus kepada kita sebagai bangsa. Di bulan ini mantan presiden kedua HM Soeharto dipanggil oleh sang khalik. Belum lewat satu hari, bahkan tanah merah di pusara Soeharto di Giribangun – Karanganyar, masih belum kering, para tokoh politik dan beberapa elite “penguasa” sudah mendengungkan almarhum layak diberi gelar “Pahlawan”.

Entah ada angin apa ini, tokoh nasional dan daerah begitu bersemangat menyuarakan HM Soeharto “layak diberi gelar Pahlawan”

    to be continued ………………..

Report VIO Road to Jakarta- Guci – Bumiayu -Jakarta

25/08/2008 3 komentar

REPORT VIO ROAD TO GUCI

 

No

Dari …..Ke …..

Keterangan

 

Jakarta – Bekasi

 

 

Bekasi – Karawang

 

 

Karawang – Purwakarta

 

 

Purwakarta – Subang

 

 

Subang – Cikamurang

Jalannya sepi mulus (hotmik) tetapi menjelang Cikamurang jalannya bergelombang. Jika berjalan malam hari mesti berhati-hati. Di beberapa titik tertentu ada tikungan2 tajam. SPBU di Cicadas dan Cikamurang

 

Cikamurang – Kadipaten

Jalannya mulus, tetapi di daerah/desa Gunung Jaya ada tikungan tajam, mulai bergelombang setelah desa itu. SPBU di Tomo

 

Kadipaten – Palimanan

Jalannya mulus, lega, tetapi rame sbb ini rute lalu lintas Cirebon – Bandung. SPBU banyak

 

Palimanan – Cirebon

Jalan mulus, banyak lampu merah, becak dan angkot. SPBU rapat

 

Cirebon – Losari

Jalanya lurus, dataran rendah, banyak truk. Setelah kanci mulai banyak lubang2. SPBU banyak.

 

Losari – Tanjung

Jalan

 

Tanjung – Yomani

 

 

Yomani – Guci

 

 

 

 

 

Guci – Bumiayu

dari Guci – Bojong, ada pertigaan, lurus arah Yomani (Tegal) & ke kiri arah Tonjong.  atau ke

 

Bumiayu – Salem

Pulang kembali ke Jakarta setelah mengikuti Bumiayu Owner Scooter

 

Salem – Majenang

 

Majenang – Sidareja

 

Sidareja – Banjar

 

Banjar – Banjarsari

 

Banjarsari – Pangandaran

 

Pangandaran – Parigi

 

Parigi – Cijulang

 

Cijulang – Cipatujah

 

Cipatujah –

Keberangkatan Team VIO menuju Guci diawali oleh sambutan cuaca yang kurang mengenakan, hujan….. ya memang sedang musim. Tapi dengan niat yang kuat, dan didasari oleh sebuah keyakinan akhirnya Rencana alhamdulilah dapat dilaksanakan dengan lancer.

Setelah saling menunggu di tempat kopdar (antara team VRTG dengan team Safari Kopdar), akhirnya team telah lengkap pukul 10 malam, dengan peserta dari semula 10 orang menjadi 5 orang.

 

Team yang berangkat

  1. Borris Jr PX
  2. Donnylesmana PX
  3. Caplang Excell
  4. Jojo Jaim Sprint Koneng
  5. Nana Tea Sprint 77

 

Team VRTG bergabung dengan team Safari Kopdar menuju secret PartyC di depan RS Mintohardjo, Benhil.

 

Ya… itulah team work. Jika rencana semula team Safari Kopdar melepas dulu team VRTG baru Safari ke PartyC. Kejadiannya menjadi terbalik, team VRTG ikut mensukseskan Safari Kopdar, sebab personel berkurang.

 

Bravo team Safari Kopdar.

 

Setelah silaturahmi dan menikmati hidangan Martabak telor (dari tuan rumah) + 1 duz Aqua gelas (thank berat partyC), sekitar pukul 11.45 team VRTG start menuju Guci

 

Dari Benhil menuju Gatsu – Kali Malang – Bekasi – Karawang. Team sempat berhenti di Alun2 Karawang dan bertemu dengan Scooteris Condet yang mau menuju Bumiayu. Hm … sempat jiper juga Mas Jojo Jaim melihat custom Bang Scooteris Condet tsb.

Ga tahunya ketika team VRTG nyampe Cikampek, Anak Condet ga mampu ngejar. Ya udah tinggal aja. Tul ga Om Jojo ?

 

Dari Cikampek terus ke Kebon Jati – Purwakarta – Sadang – Campaka – Kali Jati dan berhenti di Subang. Makan malam dulu yang terlambat memang, sebab sdh pkl 02.00.

Setelah selesai isi BBM pengendara perjalanan dilanjutkan menuju Cikamurang – Kadipaten – Jatiwangi. Begitu nyampe jatiwangi belok kanan melalui jalan tembus menuju arah Majalengka – Cikijing – Subang sebab pengin mampir dulu ke Waduk Darma, Kuningan. Tepat pukul 06.30 team VRTG nyampe di Waduk Darma.

 

Akhirnya bias menikmati indahnya panorama pemandangan Waduk Darma yang sejuk (maklum musim hujan), menikmati sarapan pagi, menikmati Kopi, pepes ikan, Alpukat mentega dan istirahat.

 

Seteleh cukup istirahat perjalanan dilanjutkan menuju kota Kuningan – Luragung – Ciledug – Kersana – Ketanggungan dam mampir di daerah Jatibarang (Brebes). Sdh nyampe di Jatibarang, Om Donny baru inget, bahwa di sana ada saudaranya. Jadimah mampir dulu. So pasti disuguhin makanan khas, Nasi Lengko. Kesempatan istirahat ini dipake utk ngencengin mur roda PX kang Boris dan memperbaiki bak persneling Sprint saya. Kebetulan ada bengkel Vespa atu-atunya……. Eh …. Dasar jodo …. Montirnya adalah orang Tanjung priok.

 

Selesai istirahat, makan dan ngebengkel perjalanan dilanjutkan menuju Banjarnegara – Yomani – Bojong – Bumijawa – Guci. Alhamdulillah

Selama perjalanan tdk pernah disentuh hujan.

 

Tetapi 0,5 km menjelang Guci baru ada hujan.

 

Istirahat, minum kopi, mandi air panas

 

Menjelang sore perjalanan kembali dilanjutkan menuju Bumijawa – Tonjong – Bumiayu. Rute dalam perjalanan ini cukup menantang, sebab ketemu dengan jalan turun naik, banyak belokan dan jalanan berupa kerikil-kerikil batuan. Mengingat jalan banyakj turunan terjal, di rute ini Scooter Koneng mbrebet kebanjiran. Sabar ya Om Jojo

Rute cukup menegangkan sekaligus menyenangkan. Sepanjang perjalanan banyak disertai tepuk tangan dan hormat anak-anak kecil. Mereka pada aneh ….. jalanan begitu rupa rombongan vespa berani menembusnya. Bravo VIO

 

Begitu ketemu jln raya Tonjong – Bumiayu, scooter langsung pada ngaciiiiir. Dan ketika sudah nyampe perbatasan kota Bumiayu, panitya acara Bumiayu Scooter sudah menyambut kedatangan rombongan VIO. Di perjalanan menuju lokasi inilah VIO mempertontonkan kemahiran berkendara Vespa oleh Om Caplang.

Di tikungan cukup tajam dan tanjakan, scooter irit Om Caplang mengejar Jupiter MX penduduk setempat. Terjadilah kejar-kejaran. Saying sekali VRTG tdk membawa handycam. Jika di shoot dari belakang sangat atraktif. Panitia acara BOS yang memakai RX King sampai kelihatan kebingungan.

 

Atraksi saying Cuma sebentar, sebab nyampai di lokasi acara BOS (Bumiayu Scooter).

Alhamdulillah. Nyampe Bumiayu. Alhamdulillah panitia menyediakan kopi, singkong rebus, ubi rebus dengan stok yang lumayan.

 

Jadilah team VRTG menajadi duta VIO. Menyerahkan piagam VIO, Bendera VIO dan beberapa stiker dari Om Donny. Dari panitia pun team VRTG mendapatkan Stiker acara.

 

Dari Bumiayu mestinya kita langsung menuju Salem – Majenang – Pangandaran. Sayang sekali Om Caplang mesti kembali ke Jkt sebelum Natal, sama keluarganya. Jadilah kita kembali kea rah Tonjong – Prukpuk. Tepatnya di SPBU Prukpuk inilah team VRTG membuang rasa kantuk dan sapek dengan tidur pulas. Rupanya Tuhan juga memberi jalan terbaik bagi team, sebab ketika tidur itulah hujan besar turun.

 

Tepat jam 1 malam kita bangun kembali dan melanjutkan perjalanan melewati Larangan – Ketanggungan – Kersana – Ciledug – Kanci. Istirahat kembali di SPBU.  Dalam perjalanan Kersana – Ciledug inilah Scooter Om Donny ada trouble. Jalanan gelap, dan  ketemu lubang. Jadilah Ban belakang Om Donny peleknya penyok, tanpa ampun ban tubeles langsung kemps. Tenang Om Donny. Masih ada Rescue dari Om Jojo jaim, sebab Si konenglah yang membawa ban serep (cadangan) ukurannya Om Donny.

Sambil menunggu ban di pasang, saya dan Om Borris menunggu dan menikmati The Poci. Hm sedaaap….

 

Setelah selesai isi BBM, buang yang mesti dibuang  di WC, kembali perjalanan diteruskan melewati kota Cirebon –  palimanan – Jatiwangi ( Sarapan Nasi Lengko) – Kadipaten – Cikamurang – Subang (istirahat dan makan. Om Jojo di serang kantuk ) – Kali Jati – Campaka – Sadang – Kebon jati – Kawasan industri – Klari – Karawang – Sukatani – Cikarang – Cibitung – kali Malang.  – Jakarta

 

Alhamdulillah sampai kembali di Jakarta

Hanya sayang scooter Om Caplang ada trouble di lampu merah bulak kapal

Mohon maaf Om Caplang, saya ga sempat ngikuti ampe habis, sebab ane kan ke Priok. Jadilah kita pisah di lampu merah Raden Inten, pabuaran

 

Thank VIO, Kang Borris, Kang Caplang, Kang Donny dan Kang Jojo

Sudah saling berbagi suka selama perjalanan

Perjalanan itulah yang akan memberi arti VIO tetap eksis aatau tidak

Bravo VIO

Kategori:Vespa